Pages
Saturday, 11 May 2013
Perjanjian itu
Lidah memang tidak bertulang
menghambur peluang di setiap ruang
pejuang atau petualang
ruang-ruang di hadapan jadi sandaran
kerna kata dan kota hanya peradaban.
Lidah memang tidak bertulang
kata dan kota mengisi ruang
perjalanan semalam
bukan hanya khayalan dan kenangan
bukan hanya rayuan dan bujukan
retorik berbulan berbintang
retorik istana kayangan
retorik kekalahan dan kemenangan.
Lidah bercabang
mengheret dua haluan
persimpangan kemalangan dan kecelakaan
persimpangan penderhakaan
persimpangan harapan
perhentian yang tidak kelihatan.
Lidah bertulang?
membunuh tanpa segan
kebenaran disangkutkan
kekeliruan dikandar dijajar
kabur pandangan mencari natijah keinsanan
kepalsuan dalam lipatan
terserlah mohon nobat kebangsaan
mengheret warga kehausan
mengheret warga kealpaan
kerna perjanjian bertinta emas
menyilau mata dalam cemas
menjerat emosi terdampar lemas.
Lidah bertulang karang
bicara didusta terang
perang bicara berperang
rapuh tenggelam dalam temberang
lupa...
catan sang pencatat nan tidak kurang
menunggu hari pengiraan.
Lidah bertulang pahala
tiada dusta antara kita
terus telus setiap kuak jendela
terus telus setiap abjadnya
tiada siapa bisa sesempurna ini
kerna perjanjian Illahi
bukan kita yang mengadili
kerna perjanjian Illahi
tidak ada yang keji
mati tetap mati
detik janji ditepati
Illahi...
Bisakah perjanjian dimungkiri?
Terkarya pada 7 Mei 2013, jam 9.30am setelah meneliti setiap manifesto parti-parti yang bertanding dalam PRU505. Jangan jadikan warga pendengar yang buta. Kepimpinan berjaya berdiri atas kata berkota dan tidak bermain kata. Jangan buat warga kecewa, kelak kita tidak bisa gelak bersama.
Labels:
puisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment